Selasa, Mei 31, 2022

Keletihan Elia, Kekuatan ku

Aku mengalami keletihan yang luarbiasa. Mungkin orang-orang yang disekitar, melihat aku, dan mereka tidak mengira aku sedang mengalami kelemahan iman dalam mengikut Yesus. Aku tidak mundur atau kecewa mengikuti Dia. Tidak akan pernah itu terjadi. Hanya saja, aku sedang lelah. Setiap hari bisa saja air mata mengalir karena berbagai macam bergolakan batin. Tetapi Tuhan selalu punya cara untuk menghibur dan menguatkan aku. Dia selalu punya cara. Minggu ini aku mendapatkan tema khotbah yang menjadi pedang bermata dua, menusuk jiwaku yang dahaga ini.

"Bersabar & Bertekunlah" dari Yakobus 5:7-11.

Sungguh berat sekali rasanya harus memberitakan Firman ini, tetapi Tuhan begitu menguatkanku. Bahkan setelah selesai khotbah di kebaktian pagi, aku merasa gagal dan merasa apa yang ku khotbah tadi sangat buruk. Aku bergumam dibalik masker, di tempat duduk, setelah turun dari mimbar. Suara penuduhan dari si jahat begitu menghantam hatiku. Kacau dan buruk banget rasanya menit-menit itu. Kepalaku sakit setengah hari itu, sebelum aku khotbah kembali di kebaktian sore. Syukur kepada Tuhan, sebelum aku khotbah sore, aku minta Papa untuk doakan aku di telepon, agar aku kuat, dan doa Papa itu sungguh memberikan rasa percaya diri dan kekuatan untukku. I am so grateful.

Dua bulan sudah, suara si jahat mengintimidasi hatiku. Hancur se-hancur hancurnya. Kepalaku sakit, dadaku sesak, air mata gak terbendung lagi. Sama seperti nabi Elia dalam 1 Raja-raja 19:4-5, aku berteriak minta Tuhan memanggil aku pulang saja. Aku gak kuat hidup dengan intimidasi dari si jahat tentang apa yang kulakukan dalam pelayanan ini. Seakan buruk dan kacau-balau pelayananku. Aku dibuatnya merasa gagal dan lalai dalam pelayanan. Hambar pelayanan ini. Tetapi seambruk apapun, aku tetap mau pegang kaki Tuhan Yesusku. Aku mau tetap menangis dihadapan Tuhanku. Aku tetap mau ikut pimpinan-Nya, meskipun harus jatuh bangun.

Dalam keletihanku, Firman yang penuh kuasa itu menuntunku untuk membaca kembali tentang kisah nabi Elia di bawah pohon Arar. Allah menghiburku lewat kisah nabi Elia ini. Allah memintaku untuk beristirahat dalam Yesus Tuhanku.

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. -Tuhan Yesus

Elia tertidur untuk beristirahat, setelah mengalahkan para nabi palsu dan juga Izebel yang jahat itu, dan ketika ia bangun, malaikat Allah telah menyediakan roti bakar dan sebuah kendi berisi air untuk ia makan dan minum, kemudian berbaring pula ia kembali, sebelum ia memulai misi Allah selanjutnya. Kisah ini sungguh menguatkan batinku. Aku tahu dengan pasti Allah besertaku. Disaat tak ada seorang pun yang ada bersamaku, disampingku detik ini, Dia ada denganku. Dia menyediakan yang aku perlukan. Keletihan Elia kala itu, menjadi kekuatan untukku hari ini.

Tidak sampai disitu saja Allah menghiburku. Pagi ini 31 Mei 2022, aku bangun dengan perasaan sangat sedih. Papa telepon dan aku menangis banyak sekali ke papa menceritakan apa yang aku alami disini. Papa berdoa untukku. Hatiku sedih dan hancur sekali, karena masih belum bisa bicara sama mama. Kemudian mimpiku juga tidak menyenangkan malam tadi, tentang pertemuan dengan pria yang pernah ada di masa lalu dan dia membawa wanita baru dalam hidupnya untuk diperkenalkan ke aku. Hatiku penuh dengan kekesalan dan bahkan amarah dalam mimpi itu. Sungguh pagi yang berlinang air mata. Aku menangis sendirian di hadapan Allah. Tidak ada yang dapat memahami batinku yang menangis dan bersedih, tetapi aku tahu Allah Bapa mengerti. Kristus hadir bersamaku. Roh Kudus menghibur dan menguatkanku. Kemudian Dia mengizinkan aku mendengarkan pujian, judulnya "When I Cry"


Mendengar lagu ini, seakan Allah mau berbicara padaku:

"Hei, Aku merasakan apa yang kamu rasakan, Aku tahu pedihnya hatimu, aku tahu kesendirian yang kamu alami. Aku mengasihimu. Aku ada di sampingmu dan tanpa kamu ketahui, Aku pun menangis juga bersamamu, kamu sedang menangis dalam pelukan-Ku. Kamu tidak sendiri." 

Pujian ini membuatku ingat Firman Tuhan dari Ibrani 4:14-16

Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.


Aku masih kuat untuk bersyukur. Aku tetap berharap. Ya, menyenangkan sekali karena Allah mengizinkan aku untuk menangis juga. Terimakasih Tuhan Yesus.

#voicelstellsastory #voicelsfromthebible #elsahuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Broken Christmas ~ Natal yang Hancur

Natal gak selalu harus meriah, Natal bisa sesederhana duduk di rumah bersama dan makan masakan yang enak buatan keluarga. Natal juga bisa te...