Selasa, Januari 17, 2017

I Got Peace Inside

Perjalanan pada tanggal 11 Januari kemarin, sangat mengena dalam relung hati. Perjalanan itu saya tempuh bersama dengan seorang teman, Anjelin namanya. Perjalanan menuju (air terjun) Curug Omas Maribaya. Kami menempuh perjalanan kurang lebih 10km. Disepanjang jalan kami menghadapi banyak sekali rintangan. Perjalanan yang tak kunjung sampai. Jalanan yang licin dan penuh dengan kewaspadaan. Matahari yang terik, kelelahan, ingin ke WC. Perasaan yang hampir dekat tapi ternyata belum juga sampai. Takut ketemu dengan hewan-hewan aneh dihutan itu. Takut terjatuh dan banyak sekali hal membuat kami ingin saja menyerah untuk melangkah. Namun kami tidak memperdulikan semua tantangan itu, yang kami tahu, kami ingin sampai disana, sebuah tempat indah dan kami pasti akan puas. Daannn sungguh benar adanya ketika AKHIRNYA kami melihat sebuah tiang jalanan yang bertulisan “Curug Omas Maribaya 300M”
Rasanya semua kelelahan hilang :’)
Begitu indah kami lihat. Kami sungguh menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan. Kami dapat berteduh sambil bersyukur untuk penyertaan-Nya.
Memang sih ya terkesan biasa aja namun bagi kami ini adalah pengalaman pertama kami berjalan cukup jauh untuk mencapai suatu tujuan dan perjalanan itu mendaki. Sepanjang perjalanan ketika diantara kami ada yang kelelahan kami selalu memberikan semangat, beberapa kali kami mengingat orang-orang yang kami kasihi dan bercerita tentang mereka. Itu membuat semangat kami semakin menjadi-jadi. Oyaa…. Sebelum kami sampai ketempat tujuan itu, kami melihat-lihat tempat indah lainnya, kami melihat penangkaran rusa, peternakan lebah, melewati jembatan goyang dan beberapa kekayaan alam. Rasa kebahagian dan kepuasan karena melihat Curug itu belum puas, sehingga kami tiba-tiba berpikir untuk melanjutkan mendaki bukit ke “Tebing Keraton” yang dari Curug berkisar 11-12km. Tanpa berpikir terlalu lama, kami mengumpulkan tenaga dan berjalan (read: Hiking) menuju ke Tebing Keraton. Sebelum kami sampai disana, yang kata orang-orang begitu indah, kami sudah melihat Tebing itu dari bawah. Melihat begitu jauh, awalnya nyali kami sempat ciut namun untuk sampai melihat keindahan itu kami harus terus berjalan kesana. Kaki yang kuat, ada teman untuk berjalan, hati yang nekad membuat kami siap melangkah ke puncak Tebing Keraton, yang lebih indah dari Curug ini.
Perjalanan kali ini sungguh lebih terjal dan membahayakan. Kami melewati jalan di hutan-hutan yang membuat kaki ini harus kuat dalam menapak. Mental yang kuat untuk melihat tanjakan perlu sekali kami miliki. Tekat kami adalah jalan kaki, jadi biarpun banyak ojek yang datang bahkan mengejar kami, dengan lembut kami menolak. Karena kami ingin sampai diatas menggunakan kaki sendiri. Meskipun wajah dekil dan kelelahan parah. Tapi kami ingin sampai disana. Beberapa kali kami istirahat dan dibeberapa titik kami melihat pemandangan yang begitu indah dan menakjubkan. Melihat pemandangan itu sepanjang jalan membuat kami ingin sekali menginjakkan kaki di puncak Tebing Keraton. Pasti disana akan lebih indah. Mendaki gunung membuat kami kelelahan tapi puncak keindahan itu membuat kami terus berusaha untuk berjalan dan terus maju kedepan. Kami bersyukur karena jalanan yang dibuat tidak terlalu buruk, sehingga meskipun lelah mendaki, kaki kami masih dapat menapak dengan jalan yang bagus. Dan yup betul sekali….
Puncak keindahan Tebing Keraton membuat kami KAGUM atas karya tangan TUHAN. Semua kelelahan, kesulitan yang kami tempuh hilang dalam sekejap. Berada diatas puncak sana dan melihat jalan-jalan yang telah kami lalui membuat kami sangat bersyukur untuk penyertaan Tuhan.
Kami yang hampir menyerah dibawah tadi, pada saat berjalan, membuat kami sangat amat bersyukur karena tidak mundur saat berjuang mencapai puncak. Karena saat berada diatas, kami melihat suatu keindahan yang tak ternilai harganya.
Perjalanan singkat tapi penuh perjuangan ini membuat saya secara pribadi (dan juga teman saya) merasakan suatu kedamaian dalam menjalani tahun ini. Tahun yang saat saya menginjakkan kaki pertama kalinya, saya ketakutan. Namun Tuhan memberikan penghiburan melalui perjalanan di alam Dago Pakar.

Diatas sana, kami merefleksikan Kasih Tuhan.
Yup! secara kedagingan kami tidak sanggup menghadapi hari-hari di tahun ini, tapi kami tahu bahwa yang harus kami lakukan adalah ikuti jalan itu dan terus berjalan sampai ke puncak yang Ia inginkan. 
Tuhan bukan hanya memberikan keindahan dipuncak sana, pada saat rencana-Nya dan keinginan kita tercapai. Namun Ia memberikan keindahan itu disetiap perjalanan kita. Yup! Selalu ada keindahan dan sukacita yang Ia berikan.

Aku bersyukur pada Allah. 
Ia begitu mengasihiku.
Ia tahu betul kebutuhan hatiku.
Ia tidak membiarkan aku berlarut dalam kekhawatiran dan kesedihan.
Tuhan, Ia menghibur aku melalui alam ciptaan-Nya.
Aku bersyukur berada didalam-Nya.

Tebing Keraton
Curug Omas Maribaya
Don't Walk Alone if You Have Friend

I got my rest in You

Terimakasih kepada-Mu, Tuhanku.
oleh: ElsaHuka

Kamis, Januari 05, 2017

2017

To be honest...

I am (really) not ready!

Tidak tahu kenapa, tetapi memasuki tahun ini perasaannya hampa, seperti tidak punya harapan, tidak punya bayangan atau apapun... hanya hampa dan ketakutan menjalani tahun ini. Sebenarnya tahun baru itu sama saja dengan pergantian hari. Hanya saja ketika tahun bertambah budaya dunia menggambarkan bahwa suatu moment yang sepaket akan ada di tahun yang baru ini. Orang-orang akan mengenang moment dengan bertanya tentang tahun, dimana moment itu terjadi. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Semua menjadi sangat abu-abu. Seperti meraba-raba dan mencari kepastian. Aku tidak tahu tahun ini akan seperti apa. Kekhawatiran karena banyak (sekali) hal membuatku tidak mampu duduk dan melipat tangan untuk berdoa kepada Tuhan, untuk menyerahkan hari-hariku sepanjang tahun ini. Bahkan untuk mendengarkan Firman-Nya yang menuntunku sepanjang tahun ini saja, rasanya tidak mampu aku pahami. Kosong. Tetapi rasa khawatir itu mengrogotiku. Aku tidak tenang selama lima hari di awal tahun ini. Sangat ketakutan. Sampai akhirnya tarikan 'gravitasi' Allah menarikku untuk berdiam dan bercerita kepada Dia, yang dengan mudahnya membawaku memasuki tahun ini.
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur"
Kalimat itu sehentak membuatku terdiam. Aku teringat bahwa aku melupakan Dia yang telah menghantarku masuk ke tahun ini. Dengan doa beserta semua kekhawatiran yang aku ceritakan kepada Dia dan juga suatu pengucapan syukur karena tahun ini boleh aku masuki membuat hatiku lebih tenang menjalani tahun ini. Benar ya, the power of prayer itu ada.

For sure
Aku gak bisa berekspektasi apa-apa tentang tahun baru 2017 ini.
Aku hanya ingin berserah secara penuh dan teguh kepada-Nya hahaha.
SELAMAT DATANG DI TAHUN 2017!!

 SESUATU MENUNGGUMU DENGAN SEBUAH KEJUTAN DI TAHUN INI 😌

The Broken Christmas ~ Natal yang Hancur

Natal gak selalu harus meriah, Natal bisa sesederhana duduk di rumah bersama dan makan masakan yang enak buatan keluarga. Natal juga bisa te...