Sabtu, Desember 17, 2016

Berdiam

Ketika sel-sel otak saling terkoneksi kembali itu artinya alam bawah sadar kita sedang bekerja. Unik memang bagi saya ketika manusia dapat sadar akan sesuatu hal. Terkadang saya berfikir, mengapa saya dapat ‘berfikir’ dan sadar akan keberadaan saya. Ini adalah suatu hal unik namun harus dikontrol dengan baik. Terdapat dua elemen kesadaran yakni, keawasan (alertness) dan ketergugahan (arousal). Keawasan adalah sebuah kejadian eksternal namun sensasi internal, kita mengalami berbagai hal dari luar namun merasakan nikmatnya dari dalam diri. Sedangkan tergugah adalah situasi ketika seseorang terlibat dengan lingkungannya.
      Proses alam bawah sadar adalah sesuatu yang lebih mengherankan lagi. Pada proses ini kita paling banyak menjalani kehidupan. Seperti fenomena gunung es, dimana permukaan hanya memperlihatkan 10%, sedangkan di kedalam terdapat 90%. Proses ini di luar kendali kita, karena ia berada di alam bawah sadar. Apa yang kita lakukan di luar dapat memancarkan kedalaman yang kita rasakan. Seperti pepatah yang berkata dari hati seseorang terpancar kehidupan, itulah yang dialami alam bawah sadar.
       Hati adalah tempat dimana Roh Kudus berdiam, itu berarti Roh Allah berada di alam bawah sadar kita. Berdiam diri di hadapan Allah adalah hal baik yang dapat kita lakukan agar dapat mengontrol tindakan kita. Sebagai anak-anak Allah perlu bagi kita memiliki waktu pribadi secara khusus bersama Tuhan. Waktu untuk memuji dan memuliakan serta mendengarkan Firman-Nya adalah saat yang paling berharga bagi saya.
        Alone With God (AWG), ini adalah sebuah istilah yang saya dengar saat duduk di bangku SMA. Saat itu saya mengikuti ret-reat kepemimpinan dan kami diberikan waktu untuk berdiam bersama Allah di alam terbuka, kami di berikan secarik kertas dengan pertanyaan dan ayat Firman Tuhan yang dapat direnungkan. Saat itu relasi pribadi bersama Tuhan sungguh saya rasakan. Terlebih lagi saya dapat menikmati indahnya ketenangan dengan melihat alam ciptaan Tuhan. Hari itu menjadi suatu titik di mana saya menikmati hadirat Allah di alam ciptaan-Nya. Ketika mengikuti ret-reat itu, saya mengalami sebuah pergumulan berat dan membutuhkan jawaban, pada saat saya ‘berdiam di hadirat Allah’ Ia memberikan ketenangan di dalam hati dan jiwa saya. Sepertinya saya tidak mau waktu berharga itu cepat berlalu. Waktu berharga saya bersama dengan Tuhan.
          Ketika dua bulam pertama saya masuk ke seminari, saya mengalami yang namanya ‘kekeringan rohani’. Saat itu rasanya hati saya hampa dan kosong, seakan Allah Roh Kudus mendiamkan saya. Mungkin semua karena dua tahun terakhir ini saya terlalu mengeluh tanpa pernah mencatat hal-hal yang membuat saya bersyukur tentang hidup ini. Saya kehilangan integritas sebagai anak Allah. Saya hanya berada di hadirat-Nya tanpa sadar dan mengalami Tuhan dalam kehidupan saya. Namun, saya bersyukur kekosongan itu tidak berlangsung lama, Tuhan masih memeluk dan mengangkat saya. Saya Belajar untuk merenungkan perbuatan-Nya yang ajaib serta menuliskan berbagai hal yang membuat saya bersyukur atas hidup ini. 
Berdiam di hadirat Tuhan dan sadar akan  keberadaan-Nya membuat saya dapat menikmati hidup yang Ia berikan kepada saya. 

Oleh: Elsami Castigliani Huka
@ kelas Pengantar Psikologi
#Seminari

Rabu, Juni 22, 2016

Sebuah Tulisan dari Alam


Menikmati keindahan alam di liburan kemarin membuatku merenungkan sesuatu yang berharga mengenai sebuah:

Mimpi

Entah sudah berapa banyak mimpiku yang gagal.
Berapa banyak impian yang pupus bahkan setelah aku menjalaninya di tengah perjalanan.
Jika harus mengulang kembali rasa sakit ketika mimpi-mimpi itu gagal mungkin aku bersedia untuk mengulangnya. Karena dalam kesakitan yang aku alami, saat harus menerima kegagalan disitu aku menemukan sebuah kepastian. Itu sebuah pertanda bahwa Sang Penulis kehidupan menghindarkanku dari suatu hal yang mungkin akan lebih menyakitkan jika itu berhasil. Dia memberitahuku bahwa itu adalah cerita hidup yang aku tulis dan bukan yang Dia rencanakan. 
Mungkin sekilas nampaknya aku telah membuang-buang waktu dengan bodohnya terperangkap dalam kegagalan yang dapat dikatakan berulang-ulang itu. Namun, justru itu sebuah pemikiran bodoh. Oleh karena di dalam kegagalan, jika kita tetap berserah pada Sang Penulis kehidupan, justru kita akan menemukan berlaksa keberhasilan atau berlaksa mimpi yang menjadi kenyataan.
Terlalu cepat waktu membawaku saat ini. Ia menarikku ke dalam ruang di mana ada berlaksa impianku yang menjadi nyata. Ketika aku melihat keindahan alam ciptaan-Nya dan mengintip sejenak perjalanan kehidupanku kebelakang, aku menemukan sebuah jawaban bahwa di balik beribu impianku yang gagal di situ terdapat berlaksa impian yang terwujud.
Mungkin terdengar aneh atau angkuh. Akan tetapi, itu yang aku alami.

Bermimpi bersama-Nya membuat jiwaku tenang.
Membuat aku menikmati indahnya dunia.
Aku dapat menikmati indahnya sebuah cinta abadi.

Bahkan impian yang menjadi nyata itu bukan terjadi setelah aku melewati sebuah kegagalan. Justru disaat aku sedang mengalami kegagalan di waktu yang sama aku menikmati sebuah keberhasilan. Ini yang dinamakan sukacita dalam penderitaan. Sang Penulis kehidupan memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Dia melimpahi aku dengan sukacita dihadapan-Nya #Mzmr
Namun, di saat aku mengalami kegagalan sulit rasanya melihat sebuah peluang sukacita. Sepertinya tidak ada, tapi cobalah di check terlebih dahulu pasti ada sukacita itu (iya sukacita dalam kegagalan).
Awalnya aku tidak dapat menemukan sukacita itu. Akan tetapi, setelah aku menenangkan diriku dan berbicara kepada Dia, yang menulis hidupku, aku menemukan sukacita itu. Meskipun itu sangat kecil untuk dinikmati. Tetap saja aku telah menemukan sukacita. Itu semua dapat aku rasakan karena aku menyempatkan waktu untuk bercerita kepada-Nya.

Seribu impianku yang gagal mengajakku untuk melihat berlaksa impianku yang menjadi nyata.

Saat ini aku sedang menikmati beberapa dari berlaksa impianku yang menjadi kenyataan. Perjalanan kehidupan ini tak menutup kemungkinan bahwa aku akan menemukan seribu kegagalan lagi di depan, tapi aku bahagia karena saat ini aku tahu ketika kegagalan itu harus terjadi aku akan ingat bahwa saat itu juga dan di hari depan aku akan melihat berlaksa impian yang menjadi nyata.
Ada juga beberapa mimpiku yang masih abstrak dan belum pasti, tapi yasudahlah ya itu adalah mimpi. Aku sudah membawa mimpiku pada Dia.
Walaupun,
Terkadang sedih juga sih ketika aku membawa mimpiku kepada-Nya, terus ternyata Dia menolaknya karena tidak sejalan dengan apa yang Dia tulis untukku. Beberapa kali seperti itu. Rasanya lelah ditolak terus. haha. Sampai disuatu titik, di saat aku terpuruk. Di saat aku sudah menyerah, karena ketika mencoba dengan dayaku sendiri selalu gagal. Di saat tidak tahu lagi mau berbuat apa.

Aku memutuskan untuk bertanya "Apa yang Engkau tulis untukku?" kemudian aku meminta:
"Letakanlah itu didalam lubuk hatiku terdalam sehingga tulisan-Mu itu menjadi suatu impian terbesar dalam jiwa dan rohku." Jika seperti itu kemungkinan maka akan sangat kecil kemungkinan untuk ditolak. Oleh karena Tuhan sendirilah yang menulisnya. Meskipun, pasti sih ada sedikit keegoisanku sebagai artis-Nya untuk meminta dirubahlah beberapa impian sesuai keinginan manusiawiku. haha. Tapi tetap saja tulisan-Nya yang harus aku ikuti. Sulit sih tapi ITU YANG TERINDAH!

Aku sangat menikmati perjalanan ini. Impian yang gagal, impian yang berhasil, perjalanan yang penuh tawa dan kadang juga tangis, atau terdapat sebuah kekecewaan, sukacita yang bahkan kata-kata tak dapat mengungkapkannya. Semua indah. Sangat indah!
Entahlah kawan,
Aku terlalu menikmati perjalanan hidupku ini.
Tulisan singkat ini agar dunia luas bisa baca saja tak sanggup mengungkapkan betapa sukacitanya aku berjalan bersama Dia. Yup! bersama Tuhan Yesusku. Terlalu dahsyat cerita dan perjalanan kehidupan ini. Aku akui ini dapat dikatakan (kalau kata anak gaul) 'lebay' Ya memang lebay banget.
But for sure I REALLY ENJOY MY LIFE. FOR  GOOD.
Terserahlah mau bilang apa. haha hidup ini terlalu keren!

Ya! kalian akan menemukan moment di mana aku terlihat kesal, marah, sedih, ngeluh, nangis, dan hal manusawi lainnya dan akan terus aku alami sepanjang usia. Akan tetapi, itu semua gak bisa menutupi SUKACITA yang aku rasakan saat aku berjalan bersama Tuhan Yesusku. Terlalu indah guys untuk diungkapkan. Aku selalu berharap dapat terus menjadi saluran kasih-Nya di manapun, kapanpun, kepada siapapun, dalam kondisi apapun di lingkungan dimana aku berada. Secara kedagingan sih banyak kelemahan dan kelalaian. Banyak! banyak! banyak banget! Tapi justru dalam kelemahanku, kuasa-Nya nyata. So? buat apa aku sok kuat ketika kenyataan yang ada aku lemah, buat apa juga aku memaksa untuk kuat ketika aku tahu bahwa akan dikuatkan. Itu membuatku bergantung penuh pada-Nya, dan bergantung pada-Nya membuat aku mampu melalui kehidupan dengan yaa cukup enteng dan tenang.

Melihat alam dan merenungkan hal ini membuatku lebih dalam lagi mengagumi Sang Pencipta.
Seseorang pernah berkata:
"Kepuasan sejati bukanlah didapatkan dari ciptaan namun Pencipta itu sendiri"
dan aku mendapatkannya!

Live my Life with Love from heaven.

Thanks for reading.
God Bless!
By: Elsami Castigliani Huka
@ Sumatera Utara

Minggu, Maret 20, 2016

Getsemani Punya Cerita

Markus 14:32-42

Satu minggu lagi Paskah!
Paskah memang sebuah kemenangan.
Namun kemenangan tak pernah didapatkan dengan mudah.
Kemenangan pasti dilalui dengan sebuah penderitaan.
Penderitaan pasti dilewati dengan pergumulan.

Pergumulan ini sangat berat yang tidak pernah dihadapi sebelum dan sesudah Dia, di seluruh dunia dan di segala abad sampai kepada kesudahan zaman. Yaitu, Pergumulan di taman Getsemani.

Tuhan Yesus dengan ke-Ilahian-Nya, terdapat 100% Allah dan 100% manusia (memang hanya orang yang ada didalam Dia dapat mengerti hal ini).

Pada detik-detik kematian-Nya, sebagai manusia (dalam daging), Yesus takut!
Di sisi lain Dia adalah Tuhan yang Mahatahu. Yesus tahu dengan persisis apa yang akan DIA hadapi. Akibat dosa manusia, Allah harus mengambil rupa seorang hamba dan menebus manusia dari dosa. Penderitaan 'pemikulan salib' inilah yang Yesus harus tanggung dan Dia bergumul dengan Bapa di taman getsemani. Pemikulan salib itu sangat berat dan harus Dia tanggung. Dia adalah 100% Allah dan juga 100% manusia. Dia memiliki kedagingan sama seperti kita. Kesakitan fisik, mental, psikologi, serta kehormatan yang dilecehkan harus Dia hadapi untuk penebusan dosa manusia.

Dalam perikop ini Tuhan Yesus membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat-Nya saat Dia akan mengalami penderitaan. Dia mengajak Yohanes, Yakobus, dan Petrus untuk mendampingi-Nya ketika berdoa di taman Getsemani. Pada ayat 34, Yesus mengutarakan kegelisahan hati-Nya kepada murid-murid terkasih-Nya. Bahkan ketakutan yang Dia rasakan membuat-Nya seperti ingin mati.

Dalam doa di taman Getsemani, Dia berharap bahwa cawan penderitaan ini janganlah Dia hadapi (ay.36). "Sangat mungkin jika pengampunan dosa tidak harus melalui jalan penderitaan yang Dia hadapi" Namun Tuhan Yesus menutup doa-Nya dengan: 'Janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki!' (ay. 36b). 

Di saat pergumulan hidup-Nya, Dia membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat, tetapi di saat itu Yesus menemukan bahwa mereka tertidur. Pasti Dia merasakan kesedihan mendalam. Saat Yesus melihat itu, Dia kembali kepada Bapa dan berdoa. Sebanyak dua kali Injil Matius mencatat bahwa Yesus kembali dan menemukan murid-murid-Nya terlelap. Sebanyak tiga kali Yesus berdoa dan berserah dan tiga kali juga Ia mengakhiri doa-Nya dengan penyerahan pada kehendak Bapa. Sebagai Tuhan, Dia tahu jauh kedepan bahwa cawan penderitaan itu tetap harus Dia lewati! Namun kemanusiaan-Nya saat itu lemah karena ketakutan. 

Yesus mendapatkan kekuatan setelah berdoa. Bahkan Ia dapat menguatkan orang-orang terkasih di sekeliling-Nya (ay.41).

Melalui kisah TUHAN YESUS ditaman Getesemani ini, kita belajar bagaimana menghadapi pergumulan di dunia. Ketika Tuhan Yesus menghadapi masalah, Dia memutuskan untuk berdoa.
  1. Tindakan pertama, ketika masalah datang adalah pergi berdoa. Bawa setiap persoalan dalam doa pada-Nya dan akhirilah doamu dengan penyerahan total pada rancangan Tuhan.
  2. Sebagai makhluk sosial, dalam pergumulan memang kita butuh dukungan dari orang-orang terdekat, namun terkadang dukungan yang kita dapatkan tidaklah memuaskan.
  3. Ketika kecewa, ketika seakan tidak ada yang dapat menolong, kembalilah dalam doa kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita.
  4. Di dalam perjumpaan dengan Tuhan, di situlah kita mendapatkan kekuatan. Bahkan kita mampu untuk menguatkan orang-orang di sekitar saat itu. "Ketika hubungan erat kita miliki bersama dengan Tuhan, di saat itu pun kita mampu untuk menguatkan sesama meskipun kita dalam pergumulan hidup." 
Mungkin tidak sempurna, tetapi mintalah Tuhan untuk mengajarkan kita bagaimana menghadapi pergumulan hidup sama seperti yang Dia ajarkan melalui taman getsemani.

Tuhan Yesus Memberkati
#ElsaHuka

An Intimacy

Menikmati hadirat Allah hanya berdua dengan-Nya dapat menceritakan apapun kepada-Nya secara bebas, dengan ekspresif dan penuh antusias, adal...